Jumat, 15 Juni 2012

KITAB SUCI BUDDHA, CATTARI ARIYA SATYANI DAN HUKUM KARMA”

TUGAS RESUME BUDDHISME BAB 2
“KITAB SUCI BUDDHA, CATTARI ARIYA SATYANI DAN HUKUM KARMA”

LAILA NIHAYATI
1110032100071

 “Kitab Suci Buddha” (Tipitaka)
http://dharmaduta.com/books/detail/242/24/panduan-tipitaka---kitab-suci-agama-buddha#



Tipitaka adalah kumpulan ajaran Buddha selama 45 tahun dalam bahasa Pāli. Terdiri dari Sutta-ajaran konvensional, Vinaya- kode disiplin, dan Abhidhamma- psikologi moral.Tipitaka dihimpun dan disusun dalam bentuknya seperti saat ini oleh para Arahat yang memiliki kontak langsung dengan Sang Guru sendiri.
Tipitaka terdiri dari tiga bagian ajaran Buddha. Bagian itu adalah Disiplin (Vinaya Pitaka), Ceramah (Sutta Pitaka), dan Doktrin Mutlak (Abhidhamma Pitaka).
1.    Vinaya Pitaka
http://dhamma-vagga.blogspot.com/2012/05/pentingnya-sutta-vinaya.html

Vinaya Pitaka berkaitan dengan aturan tata tertib bhikkhu dan bhikkhuni. Disini digambarkan secara rinci perkembangan bertahap Sasana, juga memberikan catatan kehidupan dan petapaan Sang Buddha. Secara tidak langsung, Vinaya Pitaka mengungkapkan beberapa informasi bermanfaat mengenai sejarah masa lampau, adat India, seni, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Pitaka ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:







https://www.facebook.com/note.php?note_id=404854923705



●  Sutta Vibhanga
Kitab Sutta Vibhanga berisi peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni, terdiri dari:
→ Bhikkhu Vibhanga: berisi 227 peraturan yang mencakup 8 jenis pelanggaran, diantaranya terdapat 4 pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya seorang Bhikkhu dari Sangha dan tidak dapat menjadi Bhikkhu lagi seumur hidup.
→ Bhikkhuni Vibhanga : berisi peraturan-peraturan yang serupa bagi para Bhikkhuni, hanya jumlahnya lebih banyak.
●  Khandhaka
Kitab Khandhaka terbagi atas Mahavagga dan Culavagga.
→ Kitab Mahavagga: berisi peraturan-peraturan dan uraian tentang upacara pentahbisan Bhikkhu.
→ Kitab Culavagga: berisi peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran; tata cara penerimaan kembali seorang Bhikkhu ke dalam Sangha setelah melakukan pembersihan atas pelanggarannya; tata cara untuk menangani masalah-masalah yang timbul; berbagai peraturan yang mengatur cara mandi, pengenaan jubah, menggunakan tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam dan sebagainya.
● Parivara
Kitab Parivara memuat ringkasan dan pengelompokan peraturan-peraturan Vinaya, yang disusun dalam bentuk tanya jawab untuk dipergunakan dalam pengajaran dan ujian.
http://tamandharma.com/forum/index.php?topic=7727.0
2.  Sutta Pitaka
Sutta Pitaka terdiri dari ceramah-ceramah utama yang diberikan Sang Buddha sendiri dalam berbagai peristiwa. Kitab ini seperti buku resep, karena wacana di dalamnya menjelaskan secara terperinci dan menyesuaikan dengan berbagai kejadian dan perangai berbagai orang yang berbeda-beda.  Kitab ini dibagi menjadi lima Nikaya atau kumpulan, yaitu :
1.    Digha Nikaya (Kumpulan Ceramah Panjang)
     Pembagian khotbah-khotbah panjang disusun dalam tiga vagga atau rangkaian.
2.    Majjhima Nikaya (Kumpulan Ceramah Sedang)
Ini merupakan khotbah-khotbah berukuran sedang. Disusun dalam lima belas vagga dan secara kasar digolongkan menurut pokok-pokoknya.
3.    Samyutta Nikaya (Kumpulan Ujaran Setara)
Rangkaian sutta yang “dikelompokkan” atau “dihubungkan” yang berhubungan dengan suatu doktrin khusus maupun yang mengembangkan kepribadian tertentu.
4.    Anguttara Nikaya (Kumpulan Ujaran Berurutan)
Dalam Anguttara Nikaya, pembagiannya benar-benar merupakan pembagian menurut nomor.
5.    Khuddaka Nikaya (Kumpulan Kecil)
Pembagian dalam buku-buku kecil seperti diterangkan oleh Buddhaghosa.


3.    Abhidhamma Pitaka
http://tamandharma.com/forum/index.php?topic=9628.0

Abhidhamma adalah doktrin analitis mengenai indera mental dan unsur. Abhidhamma Pitaka memuat psikologi dan filosofi moral secara mendalam dari ajaran Buddh Dalam Abhidhamma, segala sesuatu dianalisis dan dijelaskan secara rinci, dan hal demikian disebut Doktrin Analitis (Vibhajja Vada). Empat hal mutlak (Paramattha) diuraikan satu per satu dalam Abhidhamma. Keempat hal itu adalah Citta (Kesadaran), Cetasika (Faktor Mental), Rupa (Bentuk), dan Nibbana.

A.    . Catur Arya Satyani (Empat Kebenaran Mulia)
Untuk mengetahui dan mengerti mengenai Cattari Ariya Saccani atau Empat Kesunyataan/Empat kebenaran mulia secara singkatnya.
1.    Kesunyataan tentang Dukkha (Dukkha Ariya-Sacca)
2.    Kesunyataan tentang Asal-Mula Dukkha (Dukkha Samudaya AriyaSacca)
3.    Kesunyataan tentang Lenyapnya Dukkha (Dukkhanirodha AriyaSacca)
4.    Kesunyataan tentang Jalan Berakhirnya Dukkha (Dukkhanirodhagaminipatipada AriyaSacca)

B.    Hukum Karma
    Kamma adalah kata bahasa Pali dan Karma adalah kata Sanskerta yang secara singkat berarti perbuatan, yaitu setiap perbuatan didahului oleh suatu sebab dan kemudian setelah itu dilakukan akan menimbulkan akibat.
Semua perbuatan menimbulkan akibat dan akibat ini merupakan pula sebab yang akan menghasilkan akibat lain, dan begitulah seterusnya, sehingga kamma juga disebut sebagai hukum sebab-akibat. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dengan perbuatan kita, supaya akibatnya senantiasa bersifat baik, seperti menolong makhluk dan membahagiakannya, sehingga perbuatan itu akan membawa suatu kamma-vipaka (akibat-kamma) yang baik dan memberikan kepada kita untuk melakukan kamma yang lebih baik lagi.
Pembagian karma :
1.    Menurut waktu :
♠ Uppajjavedaniya-kamma, adalah karma yang akibatnya dialami dalam kehidupan setelah hidup sekarang ini.
♠ Aparaparavedaniya-kamma, adalah karma yang akibatnya akan dialami dalam kehidupan-kehidupan berikutnya.
♠ Ahosi-kamma, adalah karma yang tidak member akibat karena jangka waktunya untuk memberikan akibat telah habis atau karena karma tersebut telah menghasilkan akibatnya dan secara penuh sehingga kekuatannya habis sendiri.

2.    Menurut kekuatan :
♥ Garru kamma, adalah karma yang paling berat diantara semua karmalainnya karena sifatnya yang amat kuat. Selama karma ini masih menghasilkan akibatnya, tak ada karma lainnya yang berkesempatan untuk menghasilkan akibatnya (menjadi masak).
♥ Bahula-kamma, adalah karma yang sering dan berulang-ulang dilakukan oleh seseorang melalui saluran badan jasmani, ucapan, dan pikiran, sehingga tertimbun dalam wataknya.
♥ Asannamarana-kamma, adalah karma yang diperbuat seseorang pada saat menjelang kematian, atau dapat pula berupa perbuatan yang dahulu dilakukan, jadi ingat kembali dengan amat jelas saat diambang kematiannya.
♥ Kattata-kamma, adalah suatu perbuatan yang dilakukan berdasarkan kehendak tertentu, dan perbuatan ini dilakukan hanya sekali saja atau beberapa kali, namun bukan perbuatan yang dilakukan terus-menerus.

3.    Menurut fungsi :
♣ Janaka-kamma (karma penghasil), adalah karma yang berfungsi menghasilkan.karma macam ini dapat dibandingkan dengan seorang ayah-ibu dalam fungsinya membawa seorang dalam kelahiran baru. Menurut Budha, apabila janaka-kamma telah menyebabkan suatu kelahiran, maka tugasnya sebagai karma penghasil berakhir.
♣ Upattahambhaka-kamma (karma penguat), adalah karma yang berfungsi membantu memperkuat apa yang telah dihasilkan oleh janaka-kamma sesuai dengan macam dan sifatnya. Jadi apabila janaka-kamma baik, kamma penguat ini membantu sehingga keadaanya lebih baik; demikian pula sebaliknya.
♣ Uppapilika-kamma (karma-pelemah), adalah karena yang berfungsi menandingi pengaruh dari apa yang telah dihasilkan oleh janaka-kamma, memperlemah kekuatannya atau mempersingkat waktunya dalam menghasilkan akibatnya.
♣ Upaghataka-kamma (karma penghancur), adalah karma yang mempunyai kategori sama dengan karma pelemah di atas, karena fungsinya menentang atau menghancur kekuatan dari janaka-kamma.
4.    Menurut kedudukannya :
♦ Akusala-Kamma : Perbuatan buruk yang akan masak di alam keindriaan
Ada sepuluh ( 10 ) tindakan jahat yang disebabkan oleh perbuatan badan jasmani, ucapan dan pikiran yang menghasilkan Kamma jahat. Akar dari tindakan jahat ini adalah keserakahan ( lobha ) akan keindriyaan, kebencian ( dosa ), dan kebodohan batin ( moha ).
1.    Membunuh
2.    Mencuri
3.    Pelanggaran susila
4.    Berbohong
5.    Memfitnah
6.    Kata-kata kasar
7.    Pergunjingan
8.    Rasa tamak
9.    Keinginan jahat
10.     Pandangan salah

♦ Kamavacarakusala-Kamma : Kamma baik yang akan masak di alam   keindriaan
Kamavacarakusala-kamma terbagi menjadi tiga (3) macam , yaitu :
1.    Kusala-Kaya-Kamma ( perbuatan baik melalui jasmani ).
2.    Kusala-Vaci-Kamma ( perbuatan baik melalui perkataan ).
3.    Kusala-Mano-Kamma ( perbuatan baik melalui pikiran ).
Disamping itu, dalam agama Buddha dikenal “Sepuluh Karma Bajik” yang mencakup sepuluh perbuatan bajik disertai perbuatan bajik lainnya, yaitu yang terangkum dalam tabel berikut ini :
JENIS KARMA BAIK    AKIBAT / BUAH KARMA
Kedermawanan ( Dana ) :
Materi
Memberikan keberanian, rasa nyaman, dan hiburan bagi orang yang terguncang jiwanya.
Memberikan nasihat dan saran.    Kekayaan Materi.
Banyak teman dan jodoh afinitas.
Mempunyai pengaruh kuat di lingkungan.
Moralitas ( Sila )    Kelahiran dalam keluarga mulia dan dalam keluarga bahagia.
Meditasi ( Bhavana )    Membawa kelahiran di alam berbentuk dan alam tidak berbentuk, serta membantu untuk memperoleh pengetahuan lebih tinggi dan kebebasan.
Penghormatan (apacayana)    Memiliki keturunan mulia ; dihormati.
Pengabdian ( veyyavacca )    Menghasilkan banyak pengikut, asisten yang loyal, teman yang setia.
Mengirim jasa ( pattidana )    Memiliki harta berlimpah dalam kelahiran yang akan datang.
Berbahagia atas perbuatan baik pihak lain ( anumodana )    Kegembiraan dimanapun ia dilahirkan kelak.
Mendengarkan ajaran(dhammasavana )    Bijaksana, pandai, dan berpengetahuan luas.
Membabarkan ajaran ( dhammadesana )    Bijaksana, pandai, dan berpengetahuan luas.
Meluruskan pandangan hidup ( ditthijjukamma ).    Bijaksana dan pandai.

Menurut agama Buddha, seseorang akan diberkati dengan kekayaan dan kebangsawanan bila ia melakukan empat hal :
1. Memberi pada waktu yang tepat.
2. Memberi tanpa sikap menghina atau angkuh.
3. Memberi dengan tulus hati.
4. Tidak mengharap balasan.

Pelajaran yang diperoleh dari Kamma
Bilamana kita hidup dalam penerangan hukum kamma, maka akan dapat memetik pelajaran yang indah dan bermanfaat, antara lain:
1.    Kesabaran, hukum kamma adalah pelindungm kita, bila hidup kita selaras dengan hukum tersebut, maka tidak ada suatu yang dapat menimpa, merugikan atau mencelakakan kita. Kesabaran membawa ketenangan, ketentraman, kebahagiaan diri kita.
2.    Keyakinan, ragu-ragu dan gelisah adalah tanda, bahwa terdapat kurang pengertian dan keyakinan akan kebenaran hukum kamma. Hukum kamma membuat orang berdiri diatas kakinya sendiri dan meneguhkan keyakinan akan kemampuan diri sendiri.
3.    Pengendalian diri, perbuatan jahat akan kembali menimpa kita sebagai mala petaka, kayakinan kita dengan kamma akan membuat kita mampu untuk mengendalikan diri, terutama keinginan untuk kejahatan













Tidak ada komentar:

Posting Komentar